ManajerMadiun Putra FC yang juga Wakil Ketua Pengcab PSSI Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan klubnya memilih sikap berada di tengah-tengah. Artinya, ia enggan memihak antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan PSSI pimpinan Nurdin Halid. "Kami memilih tidak melaporkan (Nurdin Halid). Kita mengambil sikap bahwa kalau kongres ditunda ĐộiMadiun Putra Cập nhật lịch thi đấu, kết quả bóng đá đội bóng Madiun Putra - Thông tin mới nhất về CLB Madiun Putra Persis Solo FC. 0 - 0: 27-04-2013 Persik Kediri. 3 - 0. Madiun Putra-01-04-2013 Madiun Putra. 1 - 0. Persik Kediri. 1 - 0: 11-03-2013 Persis Solo FC. 1 - 1. Madiun Putra MadiunPutra FC are a team in Football Manager 2021. Madiun Putra play in the Indonesian League Four in Indonesia in FM 21. Madiun Putra play at a stadium called "Wilis" in Football Manager 21. Beritadan foto terbaru Madiun Putra FC - Jadi Satu-satunya Tim dari Liga 1, Arema FC Tak Mau Remehkan Lawan di Zona 9 Piala Indonesia Sabtu, 5 Februari 2022 Cari MadiunPutra FC (MP.FC) - Madiun Putra FC merupakan klub sepak bola asal kota Madiun yang bermarkas di kota mereka sendiri yaitu kota madiun. Berawal dari Klub Amatir PS Madiun Putra,pada tahun 2009 merger dengan Klub Divisi II 007 Bandung FC, tahun 2010 Promosi ke Divisi I dan akhir tahun 2010 Promosi ke Divisi Utama. Klub ini sekarang bermain di Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 sebagai BeckamPutra satu di antara gelandang Persib saat membela Maung Bandung beberapa waktu lalu. Beckam Putra diragukan tampil saat laga melawan Borneo FC Minggu 7 Agustus 2022. TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut update terkini skuad Persib Bandung jelang vs Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda , Minggu 7 Agustus 2022. Zo8su. SELAIN logo pencak silat, bersamaan momentum ulang tahun ke-20, Jawa Pos Radar Madiun mempersembahkan logo fans klub sepak bola. Mengapa baru dirilis? Alasannya sederhana. Hari ini resmi dimulai kompetisi Liga 3 regional Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan membuka kompetisi amatir malam ini di Stadion Wilis, Kota Madiun. Ada tiga klub di eks Karesidenan Madiun yang memastikan berlaga di Liga 3. Yakni, PSM Kota Madiun, Persemag Magetan, dan Perspa Pacitan. Sedangkan Persinga Ngawi bertarung di Liga 3 Nasional. Sayangnya, ada tiga klub yang memilih absen. Yakni, Madiun Putra FC MPFC, Persepon Ponorogo, dan Persekama Kabupaten Madiun. Logo-logo fans klub sepak bola ini karya Habib, desain grafis Jawa Pos Radar Madiun. Setiap logo memiliki makna berbeda. Lazimnya klub-klub sepak bola di Indonesia, logo banyak terinspirasi beragam aspek. Mulai satwa khas, tokoh cerita fiksi, pejuang, superhero, hingga warna jersey. Semuanya tetap punya makna tersendiri. Berikut tujuh logo fans klub hasil desain Jawa Pos Radr Madiun. */ota DOWNLOAD DISINI PSM KOTA MADIUN Sang legenda telah kembali. Salah satu klub pendiri PSSI berlaga di kompetisi resmi. Tahun ini, Laskar Banteng Wilis memastikan ikut Liga 3 regional Jatim setelah sekian lama mati suri. PSM didirikan tahun 1929 dengan nama Madioensche Voetbal Bond MVB. Banteng Wilis dengan dominan warna merah tetap menjadi ciri khas. Itu menggambarkan spirit dan bentuk keberanian. Wilis diambil dari nama gunung yang berada di wilayah Madiun. MADIUN PUTRA FC MPFC Klub ini dulu bernama PS Madiun Putra. Berikutnya, tahun 2009 merger dengan klub 007 Bandung yang berlaga di Divisi II. Setahun berikutnya, Blue Force –julukan MPFC- promosi ke Divisi I. Itu tentu prestasi yang mentereng. Cerita indah MPFC tak lantas berakhir. Akhir tahun 2010, klub yang juga ber-home base di Stadion Wilis itu promosi ke Divisi Utama DU, kasta kedua persepakbolaan nasional. Stadion Wilis sampai full house ketika Madiun Putra melakoni laga home. Tribun penuh sesak. Para fans menyebut MPFC juga sebagai pahlawan. Berkat prestasi dan kiprahnya mulai Divisi II, Divisi I hingga Divisi Utama para suporter setianya menyebut MPFC sebagai pahlawan. Setidaknya, bisa mengharumkan Kota Madiun ketika berada di periode emasnya. Tampilan desain logo fans dari MPFC lebih milenial. Sebelumnya, Radar Madiun juga mempersembahkan logo dengan sebutan Wong Mbengok. Pada desain baru, tetap memakai simbol Wong Mbengok. Sayang, MPFC memilih absen musim ini. PERSINGA NGAWI Prestasi Persinga di kancah persepakbolaan nasional cukup mentereng. Slamet ’’Larso’’ Hariyadi bahkan bisa mencapai prestasi runner-up Piala Kemerdekaan 2015. Klub yang berdiri di tahun 1958 ini juga pernah berlaga di level Divisi Utama DU. Derby Mataraman kontra Madiun Putra FC saat dinantikan para suporter. Meski pada akhirnya, masing-masing juga turun kasta. Namun, Persinga sedikit lebih baik lantaran berlaga di Liga 3 zona Nasional. Desain logo fans tetap menonjolkan adanya satwa kura-kura bersejarah di Sendang Tawun. Sedangkan penyebutan julukan tetap Laskar Ketonggo. PERSEMAG MAGETAN Klub berjuluk Macan Lawu memang masih berkutat di kompetisi amatir. Musim ini berlaga di Liga 3 regional Jatim. Namun, sinyal kebangkitan semakin terlihat. Ini ketika Persemag konsisten untuk ikut kompetisi. Selain itu, pembinaan dari liga internal juga berjalan bagus. Sebelumnya, klub ini sudah lama vakum. Sayang, Stadion Yosonegoro yang menjadi home base Persemag tahun ini masih belum bisa dipakai. Proses renovasi sampai sekarang tak kunjung rampung. PERSEPON PONOROGO Tidak ada nama Persepon pada Liga 3 Jatim musim 2019. Tim berjuluk Laskar Suromenggolo itu memastikan tidak ikut ambil bagian di kompetisi regional tersebut. Alasannya klasik. Mereka tidak punya anggaran operasional. Namun, desain khusus tetap diberikan kepada fans Persepon. Ciri khas tetap. Menonjolkan Warok Suromenggolo. Kesenian reyog memang sudah mendunia. Itu berbanding terbalik dengan nasib persepakbolaan di Bumi Reyog. PERSPA PACITAN Blue Ocean, nama julukan yang cocok untuk Perspa. Klub ini berada di pesisir Pantai Selatan. Tepatnya di Pacitan. Konsistensi mengikuti kompetisi resmi tingkat regional patut diacungi jempol. Apalagi, pada musim ini materi pemain juga tidak sembarangan. Salut! Desain dari Radar Madiun memang lebih menggambarkan pada birunya laut Pantai Selatan. Memang sengaja ada tambahan hiu. Itu lebih menggambarkan agresivitas permainan dari penggawa Perspa yang tak kenal lelah untuk berjuang. PERSEKAMA KABUPATEN MADIUN Ibarat mati segan hidup tak mau. Itulah gambaran dari kondisi persepakbolaan di Kabupaten Madiun. Namun, desain khusus tetap dipersembahkan untuk fans Persekama. Setidaknya, para suporter tetap memiliki asa dan harapan agar klub bisa kembali berkompetisi. Ini juga butuh peran dari stake holder terkait agar klub tetap eksis. SELAIN logo pencak silat, bersamaan momentum ulang tahun ke-20, Jawa Pos Radar Madiun mempersembahkan logo fans klub sepak bola. Mengapa baru dirilis? Alasannya sederhana. Hari ini resmi dimulai kompetisi Liga 3 regional Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan membuka kompetisi amatir malam ini di Stadion Wilis, Kota Madiun. Ada tiga klub di eks Karesidenan Madiun yang memastikan berlaga di Liga 3. Yakni, PSM Kota Madiun, Persemag Magetan, dan Perspa Pacitan. Sedangkan Persinga Ngawi bertarung di Liga 3 Nasional. Sayangnya, ada tiga klub yang memilih absen. Yakni, Madiun Putra FC MPFC, Persepon Ponorogo, dan Persekama Kabupaten Madiun. Logo-logo fans klub sepak bola ini karya Habib, desain grafis Jawa Pos Radar Madiun. Setiap logo memiliki makna berbeda. Lazimnya klub-klub sepak bola di Indonesia, logo banyak terinspirasi beragam aspek. Mulai satwa khas, tokoh cerita fiksi, pejuang, superhero, hingga warna jersey. Semuanya tetap punya makna tersendiri. Berikut tujuh logo fans klub hasil desain Jawa Pos Radr Madiun. */ota DOWNLOAD DISINI PSM KOTA MADIUN Sang legenda telah kembali. Salah satu klub pendiri PSSI berlaga di kompetisi resmi. Tahun ini, Laskar Banteng Wilis memastikan ikut Liga 3 regional Jatim setelah sekian lama mati suri. PSM didirikan tahun 1929 dengan nama Madioensche Voetbal Bond MVB. Banteng Wilis dengan dominan warna merah tetap menjadi ciri khas. Itu menggambarkan spirit dan bentuk keberanian. Wilis diambil dari nama gunung yang berada di wilayah Madiun. MADIUN PUTRA FC MPFC Klub ini dulu bernama PS Madiun Putra. Berikutnya, tahun 2009 merger dengan klub 007 Bandung yang berlaga di Divisi II. Setahun berikutnya, Blue Force –julukan MPFC- promosi ke Divisi I. Itu tentu prestasi yang mentereng. Cerita indah MPFC tak lantas berakhir. Akhir tahun 2010, klub yang juga ber-home base di Stadion Wilis itu promosi ke Divisi Utama DU, kasta kedua persepakbolaan nasional. Stadion Wilis sampai full house ketika Madiun Putra melakoni laga home. Tribun penuh sesak. Para fans menyebut MPFC juga sebagai pahlawan. Berkat prestasi dan kiprahnya mulai Divisi II, Divisi I hingga Divisi Utama para suporter setianya menyebut MPFC sebagai pahlawan. Setidaknya, bisa mengharumkan Kota Madiun ketika berada di periode emasnya. Tampilan desain logo fans dari MPFC lebih milenial. Sebelumnya, Radar Madiun juga mempersembahkan logo dengan sebutan Wong Mbengok. Pada desain baru, tetap memakai simbol Wong Mbengok. Sayang, MPFC memilih absen musim ini. PERSINGA NGAWI Prestasi Persinga di kancah persepakbolaan nasional cukup mentereng. Slamet ’’Larso’’ Hariyadi bahkan bisa mencapai prestasi runner-up Piala Kemerdekaan 2015. Klub yang berdiri di tahun 1958 ini juga pernah berlaga di level Divisi Utama DU. Derby Mataraman kontra Madiun Putra FC saat dinantikan para suporter. Meski pada akhirnya, masing-masing juga turun kasta. Namun, Persinga sedikit lebih baik lantaran berlaga di Liga 3 zona Nasional. Desain logo fans tetap menonjolkan adanya satwa kura-kura bersejarah di Sendang Tawun. Sedangkan penyebutan julukan tetap Laskar Ketonggo. PERSEMAG MAGETAN Klub berjuluk Macan Lawu memang masih berkutat di kompetisi amatir. Musim ini berlaga di Liga 3 regional Jatim. Namun, sinyal kebangkitan semakin terlihat. Ini ketika Persemag konsisten untuk ikut kompetisi. Selain itu, pembinaan dari liga internal juga berjalan bagus. Sebelumnya, klub ini sudah lama vakum. Sayang, Stadion Yosonegoro yang menjadi home base Persemag tahun ini masih belum bisa dipakai. Proses renovasi sampai sekarang tak kunjung rampung. PERSEPON PONOROGO Tidak ada nama Persepon pada Liga 3 Jatim musim 2019. Tim berjuluk Laskar Suromenggolo itu memastikan tidak ikut ambil bagian di kompetisi regional tersebut. Alasannya klasik. Mereka tidak punya anggaran operasional. Namun, desain khusus tetap diberikan kepada fans Persepon. Ciri khas tetap. Menonjolkan Warok Suromenggolo. Kesenian reyog memang sudah mendunia. Itu berbanding terbalik dengan nasib persepakbolaan di Bumi Reyog. PERSPA PACITAN Blue Ocean, nama julukan yang cocok untuk Perspa. Klub ini berada di pesisir Pantai Selatan. Tepatnya di Pacitan. Konsistensi mengikuti kompetisi resmi tingkat regional patut diacungi jempol. Apalagi, pada musim ini materi pemain juga tidak sembarangan. Salut! Desain dari Radar Madiun memang lebih menggambarkan pada birunya laut Pantai Selatan. Memang sengaja ada tambahan hiu. Itu lebih menggambarkan agresivitas permainan dari penggawa Perspa yang tak kenal lelah untuk berjuang. PERSEKAMA KABUPATEN MADIUN Ibarat mati segan hidup tak mau. Itulah gambaran dari kondisi persepakbolaan di Kabupaten Madiun. Namun, desain khusus tetap dipersembahkan untuk fans Persekama. Setidaknya, para suporter tetap memiliki asa dan harapan agar klub bisa kembali berkompetisi. Ini juga butuh peran dari stake holder terkait agar klub tetap eksis. Informasi Awal - Madiun Putra FC adalah klub sepak bola yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Madiun Putra FC berdiri sejak tahun 1986. Tim yang memiliki julukan Kancil Biru ini menggunakan Stadion Wilis sebagai kandang mereka. Madiun Putra FC sejak tahun 2018 berkompetisi di Liga 3 Indonesia. The Mad Mania dan Great Bull Boys adalah kelompok suporter dari tim Madiun Putra FC. 1 Baca PSM Madiun Baca Persikab Kabupaten BandungPerjalanan Kompetisi Madiun Putra FC sebelumnya hanya sebuah klub amatir yang ada di Kota Madiun. Namun, pada tahun 2009 klub tersebut digabungkan dengan klub Divisi 2 Liga Indonesia, 007 Bandung FC, dan membuat Madiun Putra FC berkompetisi di Divisi 2. Madiun Putra FC kemudian berhasil promosi ke Divisi 1 pada tahun 2010. Hanya semusim bermain di Divisi 1, Madiun Putra FC kembali berhasil promosi ke Divisi Utama yang merupakan kasta kedua liga sepak bola Indonesia. Setelah berhasil promosi ke Divisi Utama, Madiun Putra FC mendapat dukungan dari wali kota baru Madiun saat itu, Bambang Irianto. Namun, Bambang dianggap menganaktirikan PSM Madiun, klub yang lebih dahulu berdiri dan lebih memilih membangkitkan Madiun Putra FC, klub yang sebenarnya anggota dari liga internal PSM dan sudah dibinanya sejak lama. Dukungan dari Pemerintah Kota Madiun tersebut membuat Madiun Putra dapat bertahan di Divisi Utama Liga Indonesia hingga musim 2017. Namun, pada musim 2017, Madiun Putra FC harus terdegradasi ke Liga 3 bersama 39 tim lainnya setelah Liga 2 mengalami perubahan format kompetisi. Madiun Putra FC setelah terdegradasi ke Liga 3 kesulitan untuk dapat kembali bermain di Liga 2 Indonesia. 1 2 Baca PPSM Magelang Kandang Madiun Putra FC Madiun Putra FC menggunakan Stadion Wilis sebagai kandang mereka. Stadion Wilis selain menjadi kandang Madiun Putra FC juga merupakan kandang dari tim PSM Madiun. Stadion yang terletak di Jalan Mastrip, Klegen, Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur, ini merupakan stadion yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Madiun. Stadion yang dibuka pada 5 Januari 2005 oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat sebagai presiden saat itu, menelan anggaran lebih dari Rp 77 miliar dalam proses pembangunannya. Terletak ditengah Kota Madiun, Stadion Wilis mampu menampung penonton. 3 Baca Persatu Tuban Suasana pertandingan di Stadion Wilis, Kota Madiun, Minggu 16/6/2019. BAGUS Suporter Madiun Putra FC MPFC memiliki dua kelompok suporter fanatik yang memiliki kultur yang berbeda. The Mad Mania yang berdiri sejak tanggal 2 September 2010 merupakan kelompok suporter yang memiliki kultur mania, sedangkan Great Bull Boys lebih meniru gaya suporter di Liga Inggirs dengan berpenampilan casual. Namun, meski sama-sama mendukung Madiun Putra FC, kedua kelompok suporter tersebut terkadang masih terlibat gesekan. Salah satunya insiden yang terjadi di Jalan Parikesit, Kota Madiun, Sabtu 29/4/2017 malam. Terjadi bentrok antara suporter Madiun Putra FC tersebut diduga karena dua kelompok suporter itu saling ejek dan salah paham setelah pertandingan tersebut. Tidak ada korban atau kerugian material pascabentrok antarsuporter. Seorang suporter dari The Mad Mania mengatakan kesalahpahaman itu bermula saat dirigen timnya dimaki oleh kelompok suporter lain pada laga uji coba MPFC dengan Persikab Kediri dalam perjalanan pulang ke basecamp. Ketua Harian MPFC, Armaya, meminta maaf akibat kejadian bentrok antarkelompok suporter pendukung MPFC. Ia menyatakan dirinya tidak menganakemaskan kelompok suporter MPFC mana pun. Namun, setelah kejadian tersebut kedua kelompok suporter berusaha berkoordinasi agar tidak terjadi kejadian yang serupa. 1 4 Baca PSAP Sigli