KerisKebo Lajer Sepuh - Jawa Antik Nusantara - Pemaharan Benda Antik xxxxx keriskebo lajer pamor pulo tirto dan kulit semangka dan putri kinurung tangguh tuban mahar 2.5jt (1) ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau SecaraFilosofinya " Mahesa Lajer " di artikan sebagai Kerbau Jantan sehingga Kerbau Jantan itu dapat di artikan juga sebagai Seseorang Laki-laki yang Gagah Perkasa dan Berupaya dengan segala kemampuan sekuat tenaga guna menghidupi keluarga sebagaimana tanggung jawabnya menjadi Kepala keluarga. Keris kebo Lajer memiliki tuah sebagai : Pelindung Pusakaini biasa tersirat pada pamor atau juga dapur pusakanya. Sebagai contoh sebuah keris dapur Kebo Lajer adalah keris untuk para petani dan peternak maka tidak akan cocok atau tidak sesuai jika dimiliki oleh seorang pejabat, Keris Dapur Sangkelat adalah keris untuk para petinggi tidak akan cocok untuk petani. 4. Pohonnya: cemara = ramah bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati. Burungnya : Betet = keras kemauannya, pandai mencari kehidupan. Gedungnya dua buah di muka dan di belakang = ikhlasnya hanya setengah, jiwanya labil. Keris yang Cocok : Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur dan Sadak. 9. Wuku Julungwangi khasiatdan kegunaan keris kebo lajer . Habis. Keris Kebo Lajer Pamor Sodo Lanang Sak Ler Adeg Siji Majapahit Kuno. Rp 3.111.000 . habis. Habis. Keris Kebo Teki Pamor Ujung Gunung Pajajaran Sepuh. Rp 4.555.000 . habis. Habis. Keris Pusaka Kebo Lajer atau Mahesa Lajer Tebal Besar Gagah Sepuh Kuno. Rp 2.555.000 . UQHRS0I. Pusaka Keris Naga Raja Pusaka Keris Naga Raja – Kata naga berasal dari bahasa Sanskerta naga, yaitu perwujudan ular Kobra raksasa yang ditemukan dalam kepercayaan Hindu, Budha dan Jain. Kata nāgá kadang juga digunakan untuk merujuk “ular” secara umum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia naga diartikan sebagai ular yang besar. Tanah Jawa menggambarkan naga sebagai ular raksasa, kadang dengan kaki namun lebih umum tanpa kaki. Gambaran ini selaras dengan gambaran naga India yang menyerupai ular, dan bertolak belakang dengan naga Tiongkok dan naga Eropa yang berkaki. Berbeda dari keduanya pula, naga Jawa umumnya tidak digambarkan dapat terbang. Keunikan naga Jawa merupakan badhong atau makhota di atas kepalanya. Tidak ada ketentuan untuk rupa makhkota dan bentuknya dapat sangat beragam. Terkadang naga Jawa juga digambarkan memakai perhiasan dan kalung emas. Keris Dapur Naga Raja merupakan keris pusaka yang memiliki gandik sosok naga bermahkota, maka dari itu didsebut dengan sebutan naga raja. Keris pusaka ini juga banyak digemari serta dicari para pecinta keris pusaka. Keris Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh Penggemar Keris Pusaka yang mengutamakan khasiat dan isi bertuah didalamnya. Keris Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh aktivis pemelihara Budaya Tosan Aji yang mengutamakan Keindahan Barang Antik Warisan Bangsa yang patut dipelihara dan dijaga demi melestarikan Cagar Budaya Dapur Naga Raja ini bisa dimiliki oleh Pecinta dan Penggemar Tosan Aji yang mempertimbangkan keduanya, baik dari segi Khasiat Keris Pusaka maupun sebagai Barang Antik yang harus dijaga dan dilestarikan. Ciri-Ciri Keris Sengkelat 1 Maret 2021 Ciri-Ciri Keris Sengkelat Sengkelat, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk tiga belas. Ukuran panjang bilahnya sedang, dan memakai ada-ada,... selengkapnya Pusaka Keris Mundarang 8 Maret 2019 Pusaka Keris Mundarang atau Mendarang Pusaka Keris Mundarang atau mendarang merupakan keris yang tergolong kedalam salah satu golongan pusaka yang... selengkapnya Toko Keris di Surabaya 7 Maret 2019 Toko Keris di Surabaya Paling Lengkap Anda bingung ingin membeli keris di daerah Surabaya? Ingin mencari Toko Keris Surabaya terlengkap?... selengkapnya Keris Tumenggung PB IV Keris Tumenggung PB IV Keris Dhapur Tumenggung Keris Tumenggung PB IV – Masih sangat jarang literatur isoteris tentang keris berdhapur… selengkapnya Rp Tersedia / KAR521 Dhapur Keris Cengkrong Dhapur Keris Cengkrong Ricikan Dhapur Keris Cengkrong Adegipun Medang Suduk, Sraweyan, Ganja Kuwalik Keris dengan Cengkrong Dapur sedikit lebih pendek… selengkapnya *Harga Hubungi CS MAHAR Rp. Tn. A Terengganu Kode GKO-90 Dhapur Kebo Lajer Pamor Banyu Tetes Tangguh Pajajaran Abad XII Sertifikasi Museum Pusaka TMII No 322/ Asal-usul Pusaka Klaten, Jawa Tengah Ulasan Keris serta tosan aji diyakini berasal dari budaya agraris. Setidaknya, bentuknya diilhami dengan bentuk-bentuk tumbuhan dan binatang yang akrab dengan kehidupan masyarakat agraris. Sejak munculnya keraton Pajang yang berlokasi di pedalaman, praktis ekonomi keraton tak lagi mengandalkan hasil kelautan dan perdagangan dengan pihak luar. Hasil pertanian dan perkebunan menjadi sektor penopang keuangan Keraton. Bahkan di keraton Kasunanan Surakarta kini bahkan tersimpan unsur agraris yang tetap hidup, yaitu adanya peliharaan kerbau bule. Babad Tanah Jawi menyebut peristiwa Geger Pacinan. Rusaknya kraton di Kartasura, dianggap merupakan tanda hilangnya landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton baru. Pada zaat zaman PB II hendak mencari lokasi baru untuk keratonnya, maka dilepaskanlah Kanjeng Kiai Slamet. Kerbau keramat itu ternyata berhenti di desa Sala, di dekat Bengawan Solo. Barangkali Raja meyakini, naluri binatang yang selalu menjadi alat bantu pengolah sawah itu bisa menangkap aura tanah yang baik. Kerbau akan berhenti dan cenderung enggan pergi dari tempat nyaman. Percaya atau tidak keberadaan kerbau di lingkungan keraton, menjadi saksi nyata bahwa Keraton Mataram contohnya dibangun dengan landasan jiwa dan pikiran agraris. Meski terbilang dhapur keris lurus yang sederhana, keris kebo lajer memiliki penggemar dan pecinta fanatiknya sendiri karena dipercaya dapat menjadi piandel, Kebo Lajer Kerbau jantan adalah lambang akan ketangguhan dalam artian mampu untuk bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga , dan penarik Rejeki juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran. Salah satu keunikan dari keris Kebo Lajer ini adalah pada bagian sor-soran terdapat relief cah angon gembala membawa cemeti mirip batang tumbuhan sedang menggembalakan kerbau jantannya. Pada sisi bilah yang menghadap ke kiri, relief kebo dan cah angon masih tampak jelas, sedangkan pada sisi sebaliknya menghadap ke kanan relief yang ada sudah tampak pudar. Dari segi pembuatan relief ini sangat dimungkinkan disusulkan setelahnya bukan sejaman dengan teknik etsa. Menghias keris dengan proses etsa dilakukan dengan cara membuat profil yang dikehendaki pada permukaan bilah keris dengan cairan malam lilin untuk menggambar kain batik kemudian direndam dengan larutan khusus belerang, garam yang mempunyai sifat asam. Bagian yang tidak tertutup lilin/malam akan tergerus oleh larutan khusus itu sedangkan yang tertutup akan tetap utuh dan menjadi timbul. Hingga sekarang cara ini masih dilakukan. Bedanya, yang digunakan bukan lagi lilin, melainkan cat atau bahan kimia sejenis. Hiasan dengan teknik etsa umumnya tidak diberi emas. Keunikan lainnya adalah pada permukaan bilah keris tampak seperti bekas pijitan-pijitan tangan. Keris dengan bentuk signature pijitan tangan diyakini buatan Ni Mbok Sombro, salah satu Empu Pajajaran yang terkenal. Konon pembuatannya adalah dengan cara dipijit-pijit bukan ditempa. Untuk kebenaran cerita/mitos ini memang diperlukan referensi/penelitian yang lebih lanjut lagi. Kemudian bagian pesi juga tidak ketinggalan uniknya, yakni dibuat dengan cara diuntir. Untuk keris-keris sepuh terutama Pajaran memang seringkali ditemukan teknik untiran seperti ini walaupun jumlahnya tidak lebih banyak daripada pesi pada umumnya. Sedangkan gambaran pamor tetesing warih atau juga disebut banyu setetes serupa dengan pamor wos wutah. Namun diantara sela-sela garis pamor terdapat banyak bulatan-bulatan kecil. Bulatan atau lingkaran itu tidak rata ukurannya, ada yang besar adapula yang kecil, ada yang tersusun sampai tiga lapis, namun ada juga yang tidak merupakan susunan lingkaran. Bulatan-bulatan pada pamor tetesing warih, terkadang tidak bulat benar, ada yang agak gepeng, ada yang mencong. Namun karena adanya bulatan-bulatan itu, banyak orang yang menyangka bahwa itu pamor Udan Mas. Pamor Tirta Tumeter yang artinya tetesan air. Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari Banyu Tetes. Warangka Wulan Tumanggal Keris Kebo lajer ini semakin menarik dengan sandangan atau perabot warangka lamen yang sudah sangat jarang ditemui, dimana bentuknya menyerupai “bulan sabit” oleh orang Jawa digunakan untuk memperkirakan tanggal lebih dikenal sebagai “Warangka Wulan Tumanggal” atau “Penanggalan”. Bentuknya yang khas memberikan penilaian bahwa bentuk warangka ini lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di Nusantara Kesultanan Demak. Tetapi kemudian di Jawa sendiri, sejak mataram terakhir sebelum terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta, bentuk warangka wulan tumanggal ini mulai ditinggalkan. Walaupun di pulau Jawa sudah “punah”, tetapi “keturunan” warangka itu masih ada di luar Pulau Jawa, dan disebut sarung keris sampir bahari bangkinang, atau Dua Hari Bulan, yang sampai kini digunakan orang di Riau kepulaun dan Kelantan Malaysia, serta Surathani Thailand. Dihiasi dengan mendak perak lamen, pendok krawangan sepuh perak dan tembaga menambah keanggunannya. – Dialih-rawatkan dimaharkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera. Contact Person Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan Facebook Griyo Kulo SMS/Tlp/WA 0838-7077-6000 Pin BB 5C70B435 Email admin ———————————— – error Courtesy of Griyokulo. Silahkan hubungi kami jika membutuhkan informasi, atau sharing kawruh atau sumbangsih dsb. Matur sembah nuwun. Salam Budaya Filosofi Dapur Mahesa Lajer Dan Pesan Bijak Sang Empu – Dapur keris yang juga di sebut Kebo lajer ini nampaknya menjadi sebuah Keris Pusaka yang banyak dicari oleh banyak kolektor Keris. Sebuah Pusaka yang membawa harapan besar dari sang Empu kepada si pemilik, agar mampu mengaplikasikan sikap layaknya Seekor Kerbau Jantan yang giat bekerja di jalan kesucian guna menghidupi semua anggota keluargannya. Selain harapan yang besar, tersemat pula doa yang mulia pada Sebilha Kebo Lajer ini. Yakni Doa untuk menolak wabah penyakit Seperti sekarang ini, yang semakin meluas di seluruh penjuru dunia. Dan juga Sebuah doa dimanan diharapkan nantinya si pemegang Pusaka ini Mampu menjadi sosok yang Arif dan disakralkan. Asal Mula Dapur Mahesa Lajer Tercipta Terdapat beberapa ricikan pada Keris Kebo/Mahesa Lajer, antara lain Kembang kacang, Jalen, Lambe gajah seringkali lebih dari satu, kadang juga tidak ada, Blumbangan. Sebagaimana dalam kepercayaan ummat hindu atau kejawen, kerbau merupakan hewan suci yang erat kaitannya dengan dewa Nandini, tunggangan Dewa Shiwa. Dimana kerbau Nandini memiliki watak bijak, berani, pemberi dan sangat setia pada bendoronya. Karena, kepercayaan ini sudah ada sejak jaman lampau, keris Kebo sering di miliki oleh para pengreh praja seperti, lurah, bupati, raja, bahkan golongan resi dll. Mereka percaya keris Dhapur Kebo Lajer bertuah untuk mengamankan dan mensucikan daerah kekuasaanya dari serangan hama tanaman, mengangkat drajat dan wibawa serta menghalau wabah dari berbagai penyakit. Hal ini terbukti dari adanya Pusaka milik Keraton Yang Berdapur Mahesa Lajer atau Kebo Lajer yaitu, Kanjeng Kiai Ageng Mahesa Nular yang merupakan pusaka persembahan dari Kiai Mandureja kepada Nyai Mas Ageng Danureja I, isteri Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Konon, keris tersebut sengaja dihadiahkan sebagai penambah kharisma Kasultanan beserta seluruh keravatnya di mata manca nagari. Nama KEBO atau MAHESA sendiri, pada masa lampau, banyak dipakai oleh segenap Kesatria yang mana, di pundaknyalah beban tegaknya pilar sebuah Negara. Dari fakta tersebut gelar KEBO atau MAHESA adalah satu nama yang cukup di hormati kedudukannya. Baca Juga Keistimewaan Keris Pusaka Kebo Kantong Era Pajajaran Kesakralan Hewan Kerbau atau Mahesa Terjaga Hewan KERBAU atau MAHESA, sebenarnya Cukup dihormati. Bahkan hingga saat ini jika kirab suro-an di keraton solo pun Kerbau Kyai Slametlah. Yang menjadi Cucuk lampahnya atau penjaga ujung tombak. Beberapa kali ditemukan koleksi pusaka Berdapur Kebo atau Mahesa Lajer warisan milik seorang petinggi negara. Ternyata merupakan Pusaka Utama yang diwariskan oleh leluhurnya. Setelah ditelusuri silsilahnya ternyata, sebagian dari mereka masih memiliki Garis keturunan dari darah biru hingga seorang RAJA. Sebagian pecinta keris lain, mengatakan tuah Kebo Lajer diperuntukkan sebagai menambah atau memperkuat untuk. Membantu penghidupan petani, menyuburkan tanaman, penambah wibawa bahkan pesugihan. Menolak wabah penyakit ternak sehingga ternak dapat berkembang dengan baik serta memberikan haasil yang berlipat, tentu dengan kehendak sang pencipta. Chat Langsung Dengan RM. Ashraff Sigid Untuk PEMAHARAN dan KONSULTASI Pusaka. RM. Ashraff Sigid – Kolektor Keris & Guru Spiritual